GO, Toxic Worker!
Di dunia kerja memang sangatlah penting kita memiliki, partner ataupun teman kerja. Kita pun pasti akan menemukan berbagai macam dan ragam karakter, sifat ataupun kepribadian masing-masing dari mereka. Namun dari sekian banyaknya manusia tersebut pasti ada saja yang “menyebalkan”, “mengecewakan” atau bahkan “merugikan” buat kamu, mungkin mommies pernah mendengar istilah TOXIC/Racun, perbedaannya kali ini saya akan membahas hal-hal yang menjadi case yang mungkin mommies pernah hadapi orang semacam Toxic Workers.
Moms, terkadang kehadiran toxic workers ini membuat suasana kantor menjadi kurang kondusif bahkan dapat menghambat kinerja pekerja lain, setuju ngga? Selain itu, toxic workers juga membawa pengaruh negatif misalkan menganggu konsentrasi kerja, menghambat pencapaian kerja, menghambat keberhasilan, merusak kekompakan tim, bahkan dapat menurunkan produktivitas perusahaan. Mungkin bisa saya deskripsikan seperti ini :
“A berteman dengan si B baik dikantor, karena hubungan mereka sudah sangat dekat maka A menceritakan dan percaya apapun yang diceritakan, ternyata B tipikal orang yang diam-diam menceritakan si A ke teman-temannya yang lain si C,D bahkan yang dia tidak kenal. Si B adalah tipikal orang yang suka bergosip dan selalu memamerkan segala hal yang dimiliki, bahkan B terkadang tidak puas dengan apapun yang dimilikinya/dicapainya. Hobinya yang suka bergosip alhasil lambat laun diketahui oleh orang lain satu kantor dan mencapnya menjadi Toxic Worker, karena selalu menjelekkan orang lain bahkan memfitnah orang tersebut”.
Nah dari sini mungkin mommies bisa sudah ada sedikit gambaran apa sih yang dimaksud Toxic Worker atau dapat kita umpamakan seorang toxic worker seperti sel kanker, mereka bisa melemahkan energi sekitarnya, dan melumpuhkan moral, kinerja, dan produktivitas rekan kerja mereka. Bagi seorang pengusaha, toxic worker adalah sebuah petaka yang mampu menggerogoti bisnis secara perlahan. Tetapi bagi pekerja kantoran mereka ini dapat melumpuhkan semangat, kinerja dan skill kita. Oke kita akan bahas satu persatu.
Nah, jadi tipe orang seperti apa sih yang tergolong Toxic Workers? Yuk perlahan kita kenali ciri-cirinya mereka agar mommies bisa mengambil langkah buat jaga jarak!
1.Doyan Ber-Gossip/Ghibah
Sebenarnya wanita memang suka bergossip ya kan, apalagi untuk urusan selebritis atau idol favoritnya dan itu manusiawi, namun toxic worker lebih suka beghibah untuk urusan orang lain yang mungkin lebih cantik, sukses atau lebih berprestasi dari dirinya. Mereka akan menggosipkan sesuatu kejelekan dari orang tersebut sehingga sedikit demi sedikit mempersuasi orang lain dan hasilnya ialah orang lain percaya dengan omongan si Toxic ini. Rekan kerja jenis ini harus banget dijauhi biar kamu nggak makan hati ya moms. Kebiasaan mereka membicarakan orang lain selain dapat menghambat produktivitas kerja kita, bisa juga berpotensi menimbulkan konflik. Sebaiknya kamu nggak usah gabung dengan mereka untuk ikut-ikutan bergosip, sekalinya kamu nggak ada, kamu yang bakal digosipin! Seremmm kan
2.Suka Mengeluh dan Menyalahkan orang
Terkadang banyak toxic worker yang dalam hal bekerja pasti selalu ada bantahan atau selalu meng-ignore sesuatu hal. Memang mengeluh itu wajar dan manusiawi namun, stress ngga sih mom kalo tiap hari, atau tiap ketemu pasti bawaannya mengeluh terus, tetapi mengeluhnya hari ini orang berbeda, besok lagi berbeda, setelah itu repeat lagi. Haha kesel kan nah ini ciri-ciri kedua yang mesti dihindari, selain kita akan mendapatkan aura negatif, toh pekerjaan kita ngga akan selesai kalo seseorang tersebut mengeluh apalagi menyalahkan orang lain untuk kinerjanya yang tidak baik dan orang lain yang menjadi sasarannya. Bisa jadi selalu menyalahkan orang lain toxic namun tanpa kita sadari kita pun sebenarnya memang toxic untuk orang lain, ngeri kan moms, Itu ngga baik loh ya
3.Suka membalikkan fakta dengan menjadi penjilat
Ciri ketiga ini yang paling menakutkan karena istilah “penjilat” terkesan negatif, namun pekerja seperti ini memang mommies mesti hindari demi keselamatan dan ketenangan jiwa. Mereka hobi mencari muka dengan melakukan pendekatan pribadi kepada sesama pekerja lain atau bahkan atasan. Mereka punya sejuta cara untuk mengambil hati orang lain demi kepentingannya sendiri. Nah terkadang mereka juga sering berbohong atau berbicara yang tidak sesuai fakta demi dirinya aman dengan posisinya. Mestinya berani berbuat ya mesti berani bertanggung jawab kan. Hati-hati ya!!!
4.Bullying
Sepertinya akhir-akhir ini pembullyan makin marak dengan berbagai aspek , tetapi bullying tidak hanya terjadi di area sekolah atau untuk anak pelajar ya mom, kita pun mungkin secara ngga langsung pernah merasakan atau merasa pernah membully. Misalkan seorang atasan yang membully bawahannya dengan kata-kata yang kurang etis contohnya Si A sebagai bos si C selalu iri dengan kepribadian si C yang mudah bergaul dengan orang lain, terlebih ia mapan dan banyak teman, namun secara tidak langsung A yang berjabatan lebih tinggi dari si C secara ngga langsung melakukan pembullyan dengan cara, memberikan pekerjaan yang unlimited dengan deadline mepet, atau bahkan tidak memberikan pekerjaan apapun kepada si C dan hanya berkomunikasi dengan rekan kerja yang lainnya. Atau bisa jadi ketika bercanda si A krna sok asik dan sok gaul dengan anak buahnya terkadang melontarkan kata-kata yang dirasa tidak wajar untuk seorang bos, kita ambil contoh ya moms, misalkan si A berguyon, wah sekarang kamu kurusan yah, padahal nyatanya gemuk. Dan patut diingat ngga hanya pekerja ke pekerja lain saja ya bullying ini, namun banyak kasus juga pembulyyan dilakukan oleh atasan ke anak buah dan ini jatuhnya sudah ke Pelecehan verbal. Ingat bukan hanya merugikan kinerja tapi psikis korbannya pun akan terganggu. Jadi Jadilah Leader yang baik yah mom, Hal ngga baik ini mesti kita jauhin ya moms
5. Merasa dirinya paling benar dan suka pamer
Sebenarnya lumrah ya moms kalo kita merasa paling benar untuk hal-hal baik yang kita memang lakukan, namun banyak toxic worker ini yang tidak pernah bisa menerima saran atau kritik orang lain dan selalu angkuh dengan persepsinya sendiri. Kita dapat mengkategorikan mereka ini dengan Si”Angkuh”. Percaya deh, mereka suka ngga butuh bantuan orang lain, padahal aslinya mereka sulit untuk mengatakan “Tolong” sehingga enggan untuk mendelegasikan pekerjaan. Kalo mereka sudah benar jatuhnya akan pamer, pamer akan hasil yang mereka dapatkan misalkan, kenaikan jabatan atau pamer dengan hal-hal baru yang mereka beli. Duh ini racun ganas yang mesti kita kubur ya, karena kita ngga tau batas kepameran kita bertahan sampe kapan, ngga lucu kan kalo tiba2 ditahun ini masih jd pemimpin yang bergaji 2 sampai 3 digit, eh beberapa bulan kemudian ada musibah yang secara ngga langsung didoakan oleh orang-orang yang dizalimi si Toxic ini, huh serem banget momm!!
Nah dari beberapa kasus yang telah saya jelaskan, yuk kita bedah gimana sih cara yang baik buat kita hindari si Toxic Workers ini 🙂
1.Fokus Mengontrol Diri
Anggaplah si toxic worker ini sudah bawaanya mereka seperti itu, kita ngga perlu pusing walaupun sebenarnya kepikiran juga sih dengan sifat mereka yang menyebalkan, tetapi kita pun mesti tetap relax dan fokus untuk mengontrol diri kita tetap menjadi waras ya moms. Kita juga tidak bisa terus mengeluh dan menunggu teman kita tersebut untuk sadar dan berubah. Karena satu-satunya yang bisa kamu bah adalah Diri kita sendiri. Caranya mengontrol diri supaya tidak terbawa dalam emosi negatif. Kontrol diri untuk menerima rekan kerja yang toxic tersebut dengan sikap yang profesional. Hasilnya kita akan cepat dan jelas mana omongan yang positif ataupun negatif tentang orang lain atau kita sendiri.
2.Jaga Jarak
Kalo kamu yang biasanya selalu meetup dengan teman kamu yang toxic tersebut, mulai sekarang cobalah untuk menjaga jarak. Berkomunikasi seperlunya dan jangan bersikap canggung didepannya, intensitas bertemu atau berbicara dikurangi. Misalkan saja ketika kamu sedang meeting dengan satu divisimu yang kamu sudah tau orang tersebut seorang Toxic Worker, nah kamu bisa menjaga jarak dengannya dengan tidak duduk bersebelahan atau dekat dengannya, carilah rekan duduk yang normal dan positif. Jika kamu berhasil menjaga jarak, kamu akan lebih mudah untuk menghindari arus toxic yang dibawa mereka.
3.Melakukan hal-hal baik dengan orang lain
Jika akhirnya si Toxic Worker tersebut mengetahui bahwa mommies menjauhi mereka, pastikan kita ngga stres ya moms, selalu positif thinking dan melakukan hal baik dengan teman-teman lainnya. Tunjukkan bahwa kamu adalah seseorang yang memiliki positive vibes dan menghindari hal-hal yang mengganggu di kantor. Jika kamu fokus pada hal-hal yang baik, perhatianmu akan teralihkan dari rekan kerja toxic tersebut. Selain itu, rekanmu juga akan secara otomatis segan untuk bertindak buruk saat dekat di sisimu.
4. Jangan Stress
Jika mommies tipikal orang cuek kayaknya aman-aman saja untuk si Toxic Worker mengganggu hidup mommies karena mommies seperti ini menganggap mereka hanya kerikil tajam yang mengganggu jalan lurus tujuan kita kan, tapi sayangnya buat yang tipe pemikir, toxic worker akan menghantui kehidupan mommies, entah dipekerjaan ataupun di lingkup rumah, bahkan bisa secara tidak sadar membayangi mom ke alam mimpi. Ingat ya moms semakin memikirkan hal-hal toxic yang dilakukan oleh rekan kerjamu, semakin sulit bagi kamu untuk berfokus pada hal-hal baik. Cobalah untuk tidak terlalu ambil pusing pada apa yang mereka lakukan atau mengikhlaskan apa yang mereka lakukan ke mommies, mengalah bukan berarti pecundang kan moms.
5.Utarakan Perasaan dan Bicarakan dengan Atasan
Ini yang selalu saya sampaikan atau orang lain sampaikan kepada saya, utarakan perasaan atau unek-unek yang kita rasa. Kita diperlakukan tidak Fair bilang, kita di Bully, ceritakan bahkan kita dikasari laporkan!! Bilang ke atasan bukan berarti kita pengadu ya moms, hanya saja perbuatan yang tidak adil mesti kt carikan solusi yang terbaik. Saya rasa tips ke 5 bisa mommies ambil ketika satu case yang memang tidak dapat diselesaikan dan merugikan diri kita sendiri. Atasan adalah orang tertinggi yang mestinya dapat melihat dari view personal, yang nantinya ia akan memutuskan bukan benar atau salahnya seseorang tapi bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Bagaimana pun kantor adalah tempat untuk bekerja. Kalau rekanmu terus menjadi orang yang toxic di kantor, akan ada banyak orang yang terganggu pekerjaannya. Mintalah bantuan atasanmu untuk menegur atau berbicara langsung dengannya.
Nah mulai sekarang jadilah oran baik yang dapat menjadi contoh oranglain ya moms, tidak menjadi orang yang selalu menebarkan kebencian kepada orang lain disekitarnya. Walaupun orang lain tersenyum bukan berarti mereka selamanya bahagia, begitupun juga ketika orang lain menangis bukan berarti mereka terluka atau tidak bahagia. Buat Mommies yang mau request tulisan bisa langsung DM di IG atau send by email ya 🙂