Mommy Tumbang karena DBD
Hai mommies, vakum kurang lebih 2 bulan alhasil back to blog lagi. So sorry karena banyak case hampir selama 2 bulan terakhir ini dan salah satunya karena aku mesti dirawat inap selama seminggu lebih. Nah next untuk blog saya kali ini, akan ngebahas sakit yang kemarin saya alami dan mungkin sebagian mommies pernah atau belum pernah ngalamin, but we gonna to worry bout this.
Awal mula gejala DBD dan Typus
Gejala demam berdarah mungkin menurut kita sering disalahartikan dengan gejala penyakit lainnya yang juga mengalami demam. Sebab, ada beberapa gejalanya yang serupa dengan beberapa penyakit lain, seperti flu atau infeksi virus atau bakteri.
Awal pertama gejala DBD itu, ketika hari ke2 puasa Ramadhan kemarin, saya tumbang. Jujur ya moms kalo kita masih menyusui kemudian kita puasa, klo bisa jangan dipaksa yah, terlebih kalo mommies adalah anggota grup pumping kantoran, yang tiap jam mesti pumping dan masih banyak peer buat stok ASI lebih hebring. Which is itu yang saya alami kemarin, ketika saya mesti sahur, kemudian melakukan aktivitas sebelum kami keluar rumah, kemudian saya pumping dan kebetulan mesti mobile keluar sana sini, alhasil imun turun dan DROP shay…
Perasaan pada saat itu, ngga pernah sangka bakal kena DB karena emang aku selama ini hanya berupa gejala saja, sampe akhirnya pas malamnya badan itu panasssss banget, di tensi sampe 41 derajat, bayangkan dong moms, panasnya melebihi suhu kompor, sampai saya pun tenggak 2 butir paracetamol sekaligus, dan ngga mempan juga. Pas sampai pagi aku pun ngga bisa tidur, untuk Cle pun ngga rewel karena jarang aku nenenin. Setelah paginya di cek lab dan kena infus badan terasa agak segaran, tapi jenk..jenk.. hasil lab mengatakan “ibu mesti dirawat karena ibu positif DB dan Typoid” ya allah disitu agak-agak mewek tapi tetap harus kuat dong.
Alhasil muter otak sampai akhirnya mikir Cle mau dikemanain saat itu? Karena posisinya masih di sekolah, dan untungnya adekku segera datang dan bantu. Jadi moms mesti gerak cepat kalo nemuin gejala-gejala sbb ya:
Demam tinggi mendadak – Nah ini yang sudah sempat saya sebutkan diawal, kalo demam mommies/penderita sudah diatas 39 dan ngga henti-henti walaupun udah nenggak segudang paracetamol, be aware yah mom, ngga ada salahnya mencegah daripada mengobati lebih panjang kan.
Nyeri pada otot – Untuk nyeri ini, sempat saya alami juga, dan nyerinya ngga sanggup buat ngebayangin deh, pokoknya bawaannya lemes, dan malas ngapa2in, tapi saya selalu ngga lepas dari airputih. Karena orang yang terkena DB itu pastinya cairan ditubuhnya akan selalu berkurang.
Mual dan Muntah – Pada beberapa orang, masalah pencernaan juga bisa terjadi, seperti mual dan muntah. Selain itu, bagian perut atau punggung terasa tidak nyaman. Untungnya saya pun ngga ngalamin hal tersebut, bahkan ketika di rawat pun semua makanan RS saya lahap tanpa bersisa, Thanks God. Oh yah gejala ini bisa terjadi selama dua sampai empat hari.
Lalu, mommies pun mesti mengetahui 3 fase dalam DBD, saya bersykur ketika saya terjangkit penyakit ini saya masih di fase pertama yaitu fase demam, dan saya masih bedrest selama 3 hari dirumah sampe akhirnya tumbang dan mesti bantuan RS.
1. Fase demam
Gejala yang paling khas saat terkena demam berdarah adalah demam tinggi. Karena itulah fase awal demam berdarah disebut dengan fase demam. Pada fase ini, penderita akan mengalami demam secara tiba-tiba hingga mencapai 40 derajat celcius selama 2 sampai 7 hari. Munculnya demam tinggi pada kasus demam berdarah sering kali disertai dengan muka kemerahan, kulit memerah, nyeri seluruh tubuh, nyeri otot, dan sakit kepala. Tapi alhamdulilah saya hanya keluar bintik-bintik merah di pergelangan tangan namun tidak banyak. Nah dokter sebenarnya kemarin nganjurin buat banyak minum air putih secara trombosit udah dibawah angka 300, dan itu fix sampe 100 turun terus.
2. Fase kritis
Setelah melewati fase demam, pasien demam berdarah akan mengalami fase kritis. Nah, fase ini biasanya menjadi ‘pengecoh’ karena penderita merasa sembuh dan dapat melakukan aktivitas kembali. Pasalnya, fase kritis ini ditandai dengan penurunan suhu tubuh hingga 37 derajat celcius ke suhu normal. Nah ini sempat saya alami dan alhasil badan drop dan mesti masuk rawat inap di hari ke-4. But its better than stay at home yang notabene ngga ada yang akan control cairan yang masuk ke tubuh kamu kan. Lagian saya berpikir bedrest di rumah dan di RS itu beda jauh, walaupun saya pun mesti nginap bareng ama Cle.
3. Fase penyembuhan
Bila pasien demam berdarah berhasil melewati fase kritisnya, penderita demam berdarah akan kembali merasakan demam. Tetapi mommies ngga perlu khawatir karena kondisi ini merupakan fase penyembuhan dimana trombosit akan perlahan naik dan normal kembali. Penderita akan mengalami pengembalian cairan tubuh secara perlahan pada 48-72 jam setelahnya.
Makanan atau Minuman buat DBD apa sih
Jadi ketika berbarengan kena DB dan Typus sekaligus, hal yang paling saya pikirkan adalah, hal apa yang mesti buat saya kembali sehat seperti sedia kala. Bayangkan mom, memakan/meminum sesuatu hal yang ngga disuka itu sama aja kayak gantung diri, sama halnya kayak saya yang ngga suka buah jambu tapi mesti konsumsi buah itu biar fit. Dan alhasil yaudah minumlah buah itu dalam bentuk jus atau sarinya. Jadi jambu salah satu buah yang berkhasiat untuk menaikan tromobosit *katanya yah, But its TRUE!
Dilema saya selanjutnya adalah ketika kata teman mesti konsumsi minuman angkak. Apa sih ini ? Jadi angkak adalah salah satu jenis beras merah dari Tiongkok yang difermentasi dengan ragi Monascus purpureus. Sebuah penelitian dari IPB tahun 2012 menunjukkan bahwa pemberian kapsul angkak dapat meningkatkan trombosit pada tikus putih yang dibuat trombositopenia (kadar trombosit dalam darah yang rendah). Nah karena saya masih menyusui, katanya minuman ini tidak dianjurkan, mungkin akan mempengaruhi kualitas ASI kali ya..
Sayur Bayam dipercaya juga sebagai obat ampuh untuk DBD karena sayuran hijau ini kaya akan zat besi sekaligus asam lemak omega-3 yang bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Memakan bayam juga jadi cara mudah untuk menaikkan level trombosit.
TIPS
Ada beberapa tips buat mommies yang mungkin terkena DB dan mesti membawa anak karena ngga ada yang jaga :
Jika dalam satu hari mommies merasa demamnya ngga turun2 dan sudah minum obat, coba langsung memeriksakan diri ke dokter dan lakukan cek lab.
Ketika memang sudah positif DB, ikuti saran dokter, apakah memang harus perlu dirawat/tidak. Sedikit pengalaman saya ketika kemarin, karena tanggap terkena DB di hari pertama, alhasil saya melewati dahulu fase pertama dirumah, dengan catatan 3 hari kemudian cek darah kembali, jika hasilnya trombosit tidak mengalami kenaikan, alhasil memang diperlukan rawat inap.
Jika mommies masih mempunyai anak kecil atau balita, usahakan pilihlah Rumah sakit Ibu dan anak agar mommies leluasa untuk membawa si kecil ke kamar. Namun jika memang tidak bisa carilah RS yang menyediakan kamar sendiri untuk mommies. Kalo saya kemarin ambil opsi kedua, dikarenakan memang tidak mendapatkan RS ibu &anak, alhasil saya mengambil tidakan untuk dirawat di RS Umum namun dengan kamar sendiri. Setidaknya kita mencegah virus-virus yang bertebaran di lingkungan RS kan moms…
Usahakan ada teman/pasangan yang menemani mommies ya, karena penderita DB atau Typus itu hanya butuh banyak istirahat. Dan karena kebetulan saya sendirian, untung ada adik saya yang mengantar jemput Cle di sekolahan. Thanks God
Tips terakhir, ikuti semua anjuran dokter, makan teratur dan minum obat tepat waktu. Sebisa mungkin kamar pasien tidak banyak orang agar si pasien juga bisa bedrest total kan. Jangan lupa serahkan ke yang maka kuasa ya..karena mereka masih memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap menjadi ibu Strong…